Wednesday 28 December 2011

copyNpaste [^_^] v

 Ketika ku baca firmanNya;

“Sungguh tiap mukmin bersaudara.”
Aku tahu, ukhuwah tak perlu diperjuangkan
Tak perlu, kerana ia hanyalah akibat dari iman.

Aku ingat pertemuan pertama kita, akhi sayang
Dalam dua detik, dua detik saja
Aku telah merasakan perkenalan

Bahkan kesepakatan
Itulah ruh-ruh kita yang saling sapa, berpeluk mesra
Dengan iman yang menyala; mereka telah muafakat
Meski lisan belum saling sebut nama, dan tangan belum berjabat

Ya, kubaca lagi firmanNya;

“Sungguh tiap mukmin bersaudara.”
Aku makin tahu, persaudaraan tak perlu diperjuangkan
Kerana saat ikatan melemah

Saat keakraban kita merapuh
Saat salam terasa menyakitkan

Saat kebersamaan serasa seksaan
Saat pemberian bagai bara api

Dan saat kebaikan justeru melukai
Aku tahu, yang rombeng bukanlah ukhuwah kita
Hanya iman-iman kita yang sedang sakit, atau menjerit
Mungkin dua-duanya, mungkin kau saja
Tentu terlebih sering; imanku lah yang compang-camping

Kubaca firman persaudaraan itu, akhi sayang
Dan aku makin tahu,mengapa di kala lain diancamkan;
“Para kekasih pada hari itu,”

“Sebagian menjadi musuh sebagian yang lain,”
“Kecuali orang-orang yang bertaqwa”.

(Salim A. Fillah)


Firman persaudaraan (Hujurat ayat 10) itu seandainya aku fahami dengan erti kata yang sebenarnya, mengajari aku bahawasanya kita bukanlah pejuang ukhuwah, tetapi kita adalah pejuang iman.

Maka jika yang ku fahami itu tepat, maka bila berlaku apa-apa masalah ukhuwah dalam saff perjuangan, meski terkadang kita cenderung untuk pantas merawat; namun dengan sebenarnya kita sama sekali tidak perlu bersusah payah untuk membaiki masalah ukhuwah itu. Di alam realiti nyata teramat sukar untuk dilaksanakannya.

Tetapi, yang lebih utama untuk kita melakukan ialah memperjuangkan kembali keimanan dalam diri yang sedang bertelagah itu. Mengingatkan kembali pada keimanan. Justeru hanya keimananlah yang akan mampu menyatukan hati-hati yang terbelah-bahagi.

Ingatkah pada ayat-ayat ini?

Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang.

Katakanlah:
“Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul, oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan RasulNya jika kamu adalah orang-orang yang beriman.
(Anfal 8:1)

Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul, dan ulil amri di antara kamu.  Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
(Nisa 4:59)

Firman Allah swt banyak memperlihatkan kita dengan pelbagai masalah ukhuwah dalam saff muslimin di bawah jagaan Rasulullah saw sendiri; dan justeru membuka jalan solusi yang sebenarnya.

Kerana ukhuwah hanyalah akibat dari iman. Maka masalah ukhuwah tidak perlu diuruskan secara luaran. Kerana hanya iman yang mampu menguruskan perasaan.

Yang lebih utama untuk kita lakukan ialah mengingatkan kembali pada keimanan dalam jiwa-jiwa yang sedang bertelagah. Justeru hanya dengan cara keimanan yang akan mampu menyatukan hati-hati yang terbelah-bahagi; dalam sekecil-kecil masalah ukhuwah di tahap usrah dan individu, mahupun sebesar-besar masalah ukhuwah di tahap jemaah dan kepimpinan.


No comments:

Post a Comment